ADSENSE HERE!
Sistem Chlorination sebagai salah unit bantu plant yang bertujuan untuk melindungi system pendingin utama pada Power Plant.Sistem Chlorinasi di desain menghasilkan secara terus menerus chlorine dalam bentuk sodium
hypochloride (NaOCl). Untuk melindungi sistem pendingin dari foulant, sistem pendingin dapat diinjeksi klorin dengan dua macam operasi yaitu : Continuous dosing dan shock dosing.
Continous dosing
Hasil produksi generator/electrolyzer, masuk ke dalam Storage Tank, berupa Larutan hypochlorite dan
Hydrogen. Hasil produksi ini (Larutan
hypochlorite) ditahan dalam Storage Tank untuk minimum 5 menit agar hydrogen
berkesempatan penuh terbuang ke atmosfir lewat venting. Untuk Storage Tank dengan kapasitas 7.5 m3, akan digunakan 4 m3 untuk menyimpan hypochlorite selama masa penahanan 5 menit.
Sewaktu operasi Continuous
Dosing, level tangki harus dipertahankan. Hal ini dikendalikan oleh loop kontrol PID (Proportional, Integral
dan Derivative action) 4 ~ 20 mA dengan
melalui Tank Level Transmitter. Input dari Transmitter berupa process variable
diumpankan ke fungsi kontrol PID yang berada pada paket PLC (Programmable Logic
Controller) yang selanjutnya mengerjakan Level Control Valve. level tangki
dapat disetel / diatur. Disana ada juga signal input 4 ~20 mA dari Residual
Chlorine Analyzer yang akan memberikan
konsentrasi yang dibutuhkan dengan cara
mengatur besarnya arus output dari Transformer / Rectifier. Keluaran
hypochlorite dari Storage Tank
diumpankan ke Injection Pump. Sewaktu operasi Continuous Dosing,
Injection Pump akan menyampaikan aliran hypochlorite sebesar 69.7 atau 69.4
m3/h.
Shock Dosing
Dilakukan dengan Shock Dosing Stream. Sewaktu operasi Shock Dosing, level tangki
diijinkan turun sampai mencapai Stop Shock Dosing Setpoint, atau sampai akhir
dari Shock Dosing Duration yang sudah disetel sebelumnya yang mana tercapai lebih dulu.
Jika tangki kosong pada saat
start sistem. Injecton pump tidak akan start sampai tangki mencapai level normal. Sewaktu
operasi Shock Dosing, aliran dosisnya dipertahankan 69.4 atau 69.7 m3/h
(Continuous) ditambah dengan pompa injeksi satunya sebesar 69.7 atau 69.4 atau 60.7 m3/h (Shock). Mengikuti
Stock Dosing, sistem secara otomatis berbalik ke Continuous Dosing dengan
menyetop Shock Dosing Booster Pump,
menyetop Transformer / Rectifier dan Shock Dosing Injection Pump.
Dalam Continuous Dosing ataupun Shock Dosing,
seandainya satu gangguan terjadi yang menyebabkan level naik diatas level
normal, yang terdeteksi oleh Tank Level
Transmitter, pertama muncul alarm, yaitu ketika level mencapai setpoint level tinggi, jika level terus naik, maka plant akan dishutdown secara terkendali.
Hal ini juga berlaku sama untuk level yang turun mencapai setpoint level
rendah, mul-mula muncul alarm, tapi bila level turun terus, plant akan di
shutdown secara terkendali.
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment